PERINGATI NUZULUL QURAN, PB KMTI LAKSANAKAN WEBINAR TELAAH KITAB TAFSIR INYIAK CANDUANG

 


Jakarta - Pengurus Besar Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islamiyah (PB KMTI) memperingati Nuzulul Qur'an 1444 H dengan melaksanakan webinar pada hari Kamis (13/4/2023) pukul 15.30 sampai 17.50 WIB.


Webinar yang dilaksanakan melalui aplikasi Zoom Meeting dan Live Streaming YouTube ini mengangkat tema "Misi Kemanusiaan Al-Quran: Telaah Kitab Tafsir Qaul Bayan Syekh Sulaiman Ar-Rasuli".


Ketua Umum PB KMTI Muhammad Hidayatullah, Lc., S.Ag., C.STMI dalam sambutannya menyampaikan terimakasih setinggi-tingginya kepada bidang dakwah dan sosial PB KMTI yang telah menyiapkan webinar ini.


Semoga kajian atau telaah kitab Risālah al-Qaul al-Bayān fī Tafsīr al-Qurʾān karya Syekh Sulaiman Ar-Rasuli atau yang dikenal sebagai Inyiak Canduang ini dapat menjadi jawaban atas problematika yang dialami masyarakat dalam kehidupan keislaman dan kebangsaan.


"Hal tersebut dikarenakan, kitab tafsir tulisan Syekh Sulaiman Ar-Rasuli ini telah teruji pada masanya sebagai solusi atas berbagai permasalahan ummat khususnya di Minangkabau", jelas Dayat.


Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Drs. H. M. Syarfi Hutauruk, M.M. yang diwakili Wakil Ketua Umum Prof. Dr. H. Mohammad Baharun, S.H., M.A. menyampaikan salam dan apresiasi kepada panitia pelaksana webinar. Semoga webinar ini dapat memberi manfaat seluas-luasnya kepada seluruh pihak yang mengikutinya secara virtual dari seluruh Indonesia.


Habib Baharun kemudian mengungkapkan bahwa PERTI menurut kacamatanya merupakan ormas Islam yang paling sedikit terpapar ideologi, gerakan atau ajaran yang menyimpang dari khittah awal pendiriannya.


Komitmen dan ketegasan PERTI ini merupakan berkah dari perjuangan, pengajaran dan prinsip yang telah digarisbawahi oleh para mu'assis dan ulama PERTI yang salah seorangnya adalah Inyiak Canduang.


Pengaruh inyiak Canduang yang begitu luar biasa salah satunya terlihat dari adagium Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah yang begitu mengakar di Minangkabau.


"Hasil penelitian saya sejak tahun 2000 mengungkapkan bahwa tidak ada satupun naskah otentik yang lebih awal menjelaskan terkait adagium ABS-SBK selain naskah tulisan Inyiak Canduang", ungkapnya.


Webinar yang dihadiri puluhan kader utusan KMTI dari seluruh Indonesia ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu Prof. Dr. Duski Samad, M.Ag., Dr. Halimatussa'diyah, M.Ag., dan Dr. Zulkifli, M.A. Webinar dipandu oleh Ustadz Akhyar Fuadi (Pimpinan Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah At-Taqwa Canduang) selaku moderator.


Dr. Halimatussa'diyah dalam paparannya menjelaskan bahwa Tafsir Qaul Bayan karya Syekh Sulaiman Ar-Rasuli merupakan kitab tafsir yang berisi tentang penjelasan (bayan) tentang aqidah, ibadah dan kemanusiaan


Adapun Dr. Zulkifli menjelaskan bahwa Tafsir Qaul Bayan ditulis oleh Syekh Sulaiman Ar-Rasuli sebagai wujud tanggungjawabnya terhadap masyarakat yang “gundah” dengan “kekosongan makna” dari setiap bacaan ayat yang mereka baca pada saat melaksanakan ibadah shalat.


Terkait sosok Inyiak Canduang, Prof. Duski Samad menjelaskan bahwa Syekh Sulaiman Ar-Rasuli merupakan seorang reformer Islam yang pemikiran pendidikan Islam (tarbiyah islamiyah) nya memiliki corak tafaqquh fīddīn bernuansa kultural.


Sumber : https://www.rri.co.id/bukittinggi/iptek/212851/webinar-momentum-nuzulul-quran-pb-kmti-telaah-kitab-tafsir-inyiak-canduang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar