KONTRIBUSI ANAK SIAK TERHADAP TRANSFORMASI DIGITAL DALAM DUNIA GLOBAL

 

Era digital semakin maju dan berkembang pesat dalam segala aspek kehidupan. Sehingga kecanggihannya merubah peradaban manusia. Segala hal sekarang bisa diakses melalui internet, dari pendidikan, agama dan sosial. Tak terkecuali satupun tak terlepas dari dunia teknologi, hampir semuanya menyebar dalam segala bidang. Terutama kajian dakwah, argumen keislaman dan politik. Adanya perkembangan ini berdampak besar terhadap kesenjangan yang sangat tinggi terhadap santri dalam memanfaatkan teknologi. Begitu pula menjadikan peluang santri dalam menjawab tantangan dengan transformasi digital era sekarang ini.


Santri merupakan elemen pemaju bangsa bukan di dunia keagamaan saja tapi harus semua aspek. Mempelajari dan menyaring sistem informasi dengan terarah dan ikut berkontribusi dalam digitalisasi. Kebanyakan era digital memiliki karakteristik dapat dimanipulasi maupun media massa berupa pelecehan, penghinaan, pembenciaan apalagi kontraversi keislaman. Alasan banyaknya terjadi hal negatif maka santri harus bisa menyaring informasi dengan baik dan terarah. Lantaran tantangan dalam dunia global tidaklah mudah dan santri perlu memberikan sikap positif dalam menyikapinya agar terjaga elektabilitas agama Islam.


Pemanfaatan ruang-ruang publik mesti dimanfaatkan santri dalam kegiatan berdakwah mengajak kepada kebaikan. Menjadikan peluang dan tantangan sendiri dalam berdakwah, para santri harus bisa mengoptimalisasikan ruang media digital dalam mewujudkan islam yang Rahmatan Lil Alaamin. Santri hendaklah kritis dan kreatif dalam penyampaian keilmuan. Konsep penyampaian dakwah bersifat ramah, toleransi dan moderat serta mampu menjaga nilai-nilai keislaman. Menyelamatkan masyarakat dari bahaya oknum oknum radikal.


Selain itu, peran santri ialah mencari informasi agar tidak terjerumus pada paham radikal. Pemahaman tersebut yaitu kecakapan dalam melakukan analisis dan evaluasi isi berita pada media secara luas dan lengkap. Kriteria ini pemahaman kritis ini meliputi: kecakapan untuk memahami isi dan fungsi media, mempunyai pengetahuan tentang media dan aturan atau regulasi media dan perilaku pengguna media dalam memanfaatkan media. Kriteria pemahamannya potensi santri terhadap media massa atau internet mampu membedakan isi konten berita dalam situs yang di terima.


Selanjutnya, membuat konten dakwah dengan kreatif perlu adanya jiwa santri agar pesan dakwah tersampaikan dengan baik dan kebenarannya dapat dipertanggugjawabkan. Sehingga peran santri saat ini ialah membuat konten dakwah guna memecahkan persoalan di atas prinsip kemanusiaan, tidak timbul perpecahan antar umat Islam. Sudah saatnya santri mengambil peran dalam dunia digital, menjadikan sumber rujukan dalam menjawab problematika masyarakat. Serta menjawab produsen pembuat konten dakwah yang moderat dan sesuai dengan paham Ahli Sunnah Wal Jama'ah. Maka santri tidak sekedar menulis dan merangkai kata, akan tetapi juga harus membuat konten yang sekreatif mungkin tanpa menghilangkan jiwa kesantriannya.


Mengedepankan nilai-nilai moral dan etika yang baik dengan prinsip tersebut pengguna internet memiliki arah yang jelas apakah tindakan dilakukan merupakan tindakan terpuji atau tercela. Maka dari itu, perlu mendahulukan nilai moral dan etika dalam komunikasi digital yang bertanggung jawab. Tanggung jawab dalam berkomunikasi merupakan bagian dari etika digital dan perlu diajarkan kepada pengguna internet. Apabila pengguna digital memiliki tanggung jawab, maka terjadi kenyamanan dalam menavigasi internet.


Berbagai pendekatan dakwah yang dilakukan tidak terlepas dari tiga metode dasar dakwah. Pertama, Hikmah berdakwah perlu memerhatikan situasi dan kondisi, sehingga mad'u tidak merasa keberatan maupun terpaksa dalam menjalankan syariat agama islam. Kedua, Mauidhah Hasanah berdakwah dengan menyampaikan ajaran Islam dengan nasihat baik, tidak menyebarkan kebencian, sehingga pesan dakwah dapat menyentuh hati mad’u . Ketiga, mujadalah berdakwah dengan cara sharing atau bertukar pikiran, berpendapat dengan cara yang baik dan tidak menjelekkan.


Fenomena dakwah di atas dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi melalui internet sudah marak digunakan. Saat ini menjadi tuntutan dakwah trend. 1) Podcast sebagai strategi dakwah yang harus dikuasai oleh da'i serta menyebarkan informasi tanpa tersekat oleh ruang dan waktu. 2) Digitalisasi kitab-kitab pesantren sebagai dakwah virtual misalnya digitalisasi kajian kitab-kitab pesantren di facebook, kajian kitab kuning juga banyak di temukan di youtube, digitalisasi kajian kitab kuning berbasis web dan aplikasi yang berbasis android. 3) Membuat komik dan meme dakwah pesantren karena penyampaiannya bekembang sering waktu dan memiliki keunggulan tersendri karna ia menggunakan media cetak.


Kesemuanya konsep dan bentuk dakwah yang lengkap dan luas akan memberi alternatif bagi pendakwah internet untuk memilih dan memilah materi dakwah. Sehingga dapat di sesuaikan waktu, kondisi dan situasi dari lingkungan dakwah yang berbeda-beda dan juga haus memahami keutamaan mana yang harus disampaikan. Pesantren juga harus ikut bertransformasi dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan sehingga peran pesantren tidak lagi hanya sebagai sarana untuk transfer ilmu agama, kaderisasi ulama tetapi lebih dari itu pesantren saat ini harus mampu membentuk karakter santri dan life skill santri terutama dalam dunia digital.


DAFTAR PUSTAKA

  • Ansori, Ibnu Hajar, And Saidah, Digitalisasi Kitab-Kitab Pesantren Sebagai Dakwah Virtual Santri Milineal, Prosiding Nasional (2019), 57-77
  • Penasantri, Peranan santri Di Dunia Digital, 1 Februari 2023
  • Restendz, Mochammad Sinung, Meme Dan Vlog Sebagai Medium Dakwah zang Efektif Di Internet, Jurnal Kopis Vol., 1.2 (2019), 48-72
  • Arifatul Khizaroh, Noval Setiawan, Urgensi Dan Strategi Dakwah Santri Di Era Digitalisasi, Vol.7, No.2, 2022.

***

Penulis : Amy Mastura. Mahasantri Ma'had Aly Sumatera Thawalib Parabek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar